Kamis, 23 Juni 2011

PEMANFAATAN EKSTRAK BAWANG PUTIH (Allium sativum L) SEBAGAI LARVASIDA NYAMUK Aedes sp

Besok adalah hari yang dinanti-nantikan dimana saya akan maju untuk mempresentasikan rancangan penelitian saya (Tugas mata kuliah Metode Penelitian =,=a )
Judul diambil dari berbagai sumber, tentunya yang memiliki relevansi yang cukup dan mendasar guna mendukung kinerja saya dalam.... (halah bahasamu Le... =.=a)
Daaaaaannnnn.... inilah contoh rancangan penelitian saya...
Taaadaaaaa...


PEMANFAATAN EKSTRAK BAWANG PUTIH (Allium sativum L) SEBAGAI LARVASIDA NYAMUK Aedes sp

A. LATAR BELAKANG
Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorhagic Fever (DHF) merupakan penyakit dengan angka kejadian yang cenderung meningkat di daerah tropis dan sub tropis. Demam Berdarah Dengue (DBD) ditemukan pertama kali di Indonesia pada tahun
1975 di Makasar dan pada tahun 1980 DHF telah dilaporkan telah tersebar secara meluas serta melanda di seluruh propinsi Indonesia. Pada tahun 1998 jumlah penderita DBD mencapai 71.776 orang dengan kematian 2.441 jiwa (CFR = 3,4 persen). Sementara itu, jumlah korban penderita DBD 1999 sebanyak 21.134 orang, 2000 (33.443), 2001 (45.904), 2002 (40.377) dan 2003 (50.131).
Dalam Pikiran Rakyat (2007) dipaparkan tindakan pencegahan penyakit Demam Berdarah Dengue yang banyak dilakukan adalah program 3M yaitu menutup, menguras dan menimbun. Selain itu dilakukan pula tindakan seperti memelihara ikan pemakan jentik, menabur larvasida, menggunakan kelambu pada waktu tidur, memasang kasa, menggunakan repellent, menabur larvasida, memasang obat nyamuk dan memeriksa jentik secara berkala serta melakukan pengasapan (fogging) .
Tetapi, metode yang paling efektif untuk mengendalikan nyamuk vektor demam berdarah dengan cara membunuh jentik-jentiknya (Nurhasanah, 2001). Cara alternatif yang aman yaitu dengan menggunakan bahan alami dari tumbuhan (pestisida nabati). Oleh karena terbuat dari bahan alami maka jenis pestisida ini mudah terurai (biodegradable) di alam sehingga tidak mencemari lingkungan dan relatif aman bagi manusia dan ternak peliharaan karena residunya mudah hilang.
Lebih dari 2400 jenis tumbuhan yang termasuk ke dalam 255 famili dilaporkan mengandung bahan pestisida, salah satunya adalah bawang putih. Kandungan senyawa yang sudah diketemukan pada bawang putih diantaranya adalah ”allicin” dan ”sulfur amonia acid alliin”. Sulfur amonia acid alliin ini oleh enzim allicin lyase diubah menjadi piruvic acid, amonia, dan allicin anti mikroba. Selanjutnya allicin mengalami perubahan menjadi ”diallyl sulphide”. Senyawa allicin dan diallyl sulphide inilah yang memiliki banyak kegunaan dan berkhasiat obat. Allicin dan turunannya juga bersifat larvasida.
Dari uraian di atas, maka dilakukan penelitian untuk membuktikan efek larvasida dari ekstrak bawang putih terhadap larva Aedes sp serta mencari dosis yang efektif dari ekstrak bawang putih sebagai larvasida Aedes sp.


B. TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui kemampuan ekstrak bawang putih (Allium sativum L) terhadap mortalitas larva nyamuk Aedes aegypti L
b. Untuk mengetahui mekanisme ekstrak bawang putih (Allium sativum L) terhadap mortalitas larva nyamuk Aedes aegypti L.
c. Uintuk mengetahui cara penggunaan ekstrak bawang putih (Allium sativum L) dalam meningkatkan mortalitas larva nyamuk Aedes aegypti L.


C. MANFAAT PENELITIAN
Sedangkan manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Secara teoritis penelitian ini memberikan informasi ilmiah kepada para akademisi tentang pengaruh dan mekanisme ekstrak bawang putih (Allium sativum L) terhadap mortalitas Aedes aegypti L.
b. Secara aplikatif penelitian ini memberikan sumbangan informasi cara alternatif kepada masyarakat pada umumnya dan Departemen Kesehatan pada khususnya bahwa ekstrak bawang putih (Allium sativum L) dapat dimanfaatkan sebagai larvasida nabati yang ramah lingkungan untuk memberantas larva nyamuk Aedes aegypti L.


D. LATAR BELAKANG TEORI
a. Tinjauan tentang nyamuk Aedes aegypty L.
Nyamuk Aedes aegypti L. berukuran lebih kecil daripada nyamuk Culex guinguef asciatus, dengan warna dasar hitam belang-belang pada bagian tubuh, kaki dan ada gambaran putih pada bagian dorsal toraksnya. Nyamuk tersebut dapat mengandung virus dengue bila menghisap darah seorang penderita DBD, virus ini kemudian masuk ke dalam intestinum dan masuk kedalam hemoecoelum bereplikasi dan akhirnya masuk ke kelenjar air liur, dari sini sudah siap untuk ditularkan lagi. Aedes aegypti L. merupakan vektor nyamuk yang paling efisien untuk arbovirus karena nyamuk ini sangat antrofilik dan hidup dekat manusia dan sering hidup di dalam rumah.
Larva atau jentik-jentik nyamuk Aedes aegypti L. berbentuk seperti cacing, aktif bergerak dengan gerakan naik ke permukaan dan turun ke dasar secara berulang-ulang. Larva ini memakan mikroba, oleh karena itu larva Aedes aegypti L.disebut sebagai pemakan di dasar (ground feeder). Pada saat larva mengambil oksigen dari udara (istirahat), posisi tubuh tampak menggantung pada permukaan air. Stadium larva umumnya berlangsung 4-9 hari untuk kemudian menjadi pupa
Nyamuk mengalami metamorforsis sempurna yaitu melalui empat tahap stadium : Telur-larva-pupa-dewasa. Dalam daur hidup vektor Demam Berdarah Dengue (DBD) dikenal dua alam/lingkungan kehidupan yaitu air (pra dewasa) dan di luar air (dewasa). Nyamuk Aedes aegypti menyukai tempat-tempat penampungan yang berair jernih dan terlindung dari sinar matahari langsung sebagai tempat peridukannya. Larva Aedes aegypti dapat hidup pada air dengan pH antara 5,88.6 (Hidayat,1997).
Suhu mempengaruhi waktu untuk perubahan telur menjadi larva. Larva melakukan pengelupasan kulit (moolting) setelah 2-4 hari mereka. Pengelupasan kulit terjadi pada setiap pergantian stadium. Larva mengalami 4 stadium. Pertumbuhan larva rata-rata berlangsung 10 hari atau lebih untuk kemudian menjadi pupa (Gandahusada,2000).

b. Tanaman bawang putih (Allium sativum L)
Tanaman tradisional seperti bawang putih dapat menjadi alternatif pengganti insektisida. Bawang putih dipilih oleh karena tanaman ini sudah sangat dikenal masyarakat, dan mudah diperoleh. Bawang putih memiliki manfaat yang besar bagi kehidupan manusia. Bagian utama dan paling penting dari tanaman bawang putih adalah umbinya. Pendayagunaan umbi bawang putih selain sudah umum untuk dijadikan bumbu dapur sehari-hari, juga merupakan bahan obat-obatan tradisional yang memiliki multi khasiat. Dalam industri makanan, umbi bawang putih dijadikan ekstrak, bubuk atau tepung, dan diolah menjadi acar. Di bidang kesehatan bawang putih sudah banyak diteliti mengenai efek anti mikroba misalnya terhadap H.pylori dan antiparasit terhadap Cappilaria spp (Sutton GA, 1999).
c. Senyawa Allicin dan Dialil Sulphide
Kandungan senyawa yang sudah diketemukan pada bawang putih diantaranya adalah ”allicin” dan ”sulfur amonia acid alliin”. Sulfur amonia acid alliin ini oleh enzim allicin lyase diubah menjadi piruvic acid, amonia, dan allicin anti mikroba. Selanjutnya allicin mengalami perubahan menjadi ”diallyl sulphide”. Senyawa allicin dan diallyl sulphide inilah yang memiliki banyak kegunaan dan berkhasiat obat. Allicin dan turunannya juga bersifat larvasida.
Kandungan allicin dan dialil sulphide memiliki sifat bakterisida dan bakteristatik. Allicin bekerja dengan cara menggangu sintesis membran sel parasit sehingga parasit tidak dapat berkembang lebih lanjut. Allicin juga bersifat toksik terhadap sel parasit maupun bakteri. Allicin bekerja dengan merusak sulfhidril (SH) yang terdapat pada protein.

E. METODE PENELITIAN
a. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah tabung reaksi, timbangan dan gelas plastik transparan.
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah larva aedes sp, bawang putih (Allium sativum L), botol, aquades, etanol, dan aseton 1 %.
b. Sampel Penelitian
Sampel yang diambil adalah sejumlah larva Aedes sp yang memenuhi kriteria inklusi dan telah diseleksi dari tempat habitat larva. Sampel dibagi menjadi 6 kelompok, yaitu 1 kelompok kontrol negatif (tanpa diberi ekstrak bawang putih dan etanol, dan 5 kelompok perlakuan. Masing-masing kelompok perlakuan mewakili satu dosis (konsentrasi) ekstrak dengan jumlah anggota sampel yang sama. Jumlah larva dalam tiap kelompok adalah 10 larva.
c. Pembuatan Ekstrak Bawang Putih (Allium sativum L)
Bawang putih (Allium sativum L) diperoleh dalam bentuk sediaan kering dari Materia Medika. Bawang putih sebanyak 250 gram kemudian dimasukkan ke dalam botol lalu direndam dengan etanol. Pelarut etanol sebanyak 1 liter dimasukkan ke dalam botol hingga serbuk yang terbungkus kertas saring terendam dalam pelarut etanol. Biarkan sampai hasil rendaman berwarna coklat. Hasil rendaman etanol kemudian ditampung di botol lain. Ekstraksi dilakukan dengan beberapa kali penggantian etanol. Hentikan ekstraksi jika etanol dalam tempat menampung bubuk bawang putih sudah jernih. Semua hasil rendaman ditempatkan di dalam satu botol. Hasil rendaman kemudian dievaporasi sehingga didapatkan hasil ekstrak berupa pasta sebanyak 1600 mg.
d. Pembuatan Larutam Stok
Satu ppm adalah konsentrasi 1 mg zat terlarut dalam 1000 ml. Maka untuk membuat larutan stok sebesar 3000 ppm sebanyak 500 ml, timbang ekstrak sebanyak 1500 mg lalu dilarutkan dalam campuran pelarut. Komposisi pelarut adalah 5 ml aseton dicampur dengan 495 ml aquades sehingga didapatkan larutan stok dalam aseton 1%.
e. Pembuatan Larutan Perlakuan
Larutan stok 3000 ppm 500 ml diambil menurut konsentrasi yang diinginkan dengan menggunakan rumus pengenceran:
M1 x V1 = M2 x V2
Keterangan :
M1 : Konsentrasi larutan stok
M2 : Konsentrasi larutan yang diinginkan
V1 : Volume larutan stok
V2 : Volume larutan perlakuan
Untuk kelompok kontrol I diberikan larutan aseton 1% dalam 30ml aquades. Sedangkan untuk kelompok perlakuan digunakan lima dosis (M2) : 1000 ppm, 1500 ppm, 2000 ppm, 2500 ppm, dan 3000 ppm dalam aseton 1%. Semua kelompok dilarutkan dalam aquades hingga mencapai volume 30 ml.
f. Pengumpulan Data
Data hasil yang telah diperoleh dari penelitian dimasukkan ke dalam tabel dan diklasifikasikan menurut jumlah larva yang mati, pengulangan, dan konsentrasi. Dari tabel tersebut, hasilnya akan dianalisis lalu dilakukan uji statistik.
g. Analisis Data
Data-data hasil yang telah diperoleh, dikelompokkan dan dimasukkan dalam tabel dan diuji kemaknaannya dengan menggunakan Anova (Analysis of varians). Hasil yang diperoleh dari Anova dianalisis dengan regresi linier untuk menggambar grafik dan meramal nilai variabel numerik dengan nilai variabel numerik lainnya. Variabel yang ingin diprediksi adalah variabel tergantung, sedang yang diukur adalah variabel bebas. Sedangkan untuk mencari kekuatan hubungan kedua variabel, dilakukan perhitungan korelasi Pearson.

1 komentar: